Selasa, 22 Desember 2009

Investor Mulai Khawatir Perkembangan Kasus Century

bank centuryTEMPO Interaktif, Jakarta - Analis Ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menilai perkembangan kasus Bank Century tidak sehat karena memasuki area pribadi.

Menurut Lana, respon investor terlihat di pasar valuta asing dengan melemahnya nilai tukar rupiah (IDR) pada Jumat pekan lalu. Tapi respon investor di pasar saham masih netral dan cenderung menguat memanfaatkan ekspektasi window dressing dan January effect.

Ia menjelaskan, Jumat pekan lalu nilai tukar rupiah sepertinya sulit kembali menembus di bawah 9.400 per dolar AS. Kisaran rupiah bergerak sempit antara 9.435 sampai dengan 9.448 per dolar AS (kurs tengah Bloomberg).

Selain karena mata uang dolar AS bergerak cenderung menguat, faktor dalam negeri dengan semakin meluasnya kasus Century ke area pribadi membuat sentimen investor cukup khawatir dengan perkembangan tersebut.

Namun, indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia pekan lalu menguat ke 2.519,1 memanfaatkan ekspektasi window dressing. Indeks saham pekan lalu mengikuti bursa Asia, kenaikan indeks Asia kali ini tidak berjalan searah dengan pergerakan turun harga minyak mentah.

Harga minyak mentah (West Texas Intermediate) Jumat pekan kemarin kembali turun ke US$ 69,87 per barel. Penurunan harga minyak ini terkait dengan perkembangan ekonomi Amerika Serikat yang dianggap modest saja.

Pada pekan ketiga Desember ini, Lana memperkirakan, nilai tukar rupiah semakin sulit bergerak ke dalam teritori penguatan yang signifikan.

“Tren IDR bahkan cenderung melemah terbatas di 9.450 sampai dengan 9.480 per dolar AS, dengan semakin dekatnya libur akhir tahun, yang biasanya menunjukkan kecenderungan meningkatnya permintaan terhadap dolar AS,” kata Lana dalam analisis harian Samuel Sekuritas di Jakarta hari ini.